Kamis, 27 Oktober 2011

Strategi Pembelajaran Langsung dan Kelompok


Makalah Otopedagogik Anak Gangguan Intelektual
Tentang
Strategi Pembelajaran Untuk Anak Ganggguan Intelektual
(Pembelajaran Langsung dan Pembelajaran Kelompok)

logo UNP.jpg

Oleh Kelompok 3:
Suci Ramadhani  (17198)
Surti Septriana (17945)
Nini Permata Sari (54018)
Muhammad Iqbal (54061)
Riri Rahayu (17924)
Ririn Ryantika (17921)


PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011 
KATA PEGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah anak gangguan intelektual tepat pada waktunya.
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar penulis, guru, serta pembaca umumnya dapat mengetahui dan memahami tentang Strategi Pembelajaran Anak Gangguan Intelektual.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis, semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Amin

Padang,  November  2011

                       Penulis











BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang
   Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata – rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi dan ketidak cakapan dalam interaksi social. Anak tuna grahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengkuti program pendidikan disekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus, yakni disesuaikan dengan kemampuan anak itu.
            Untuk melaksanakan proses pembelajaran secara efektif maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu strategi pembelajaran langsung dan pembelajaran kelompok yang mana strategi ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam memberikan pendidikan kepada anak gangguan intelektual serta mempermudah anak dalam penguasaan materi sehingga proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan  baik.

B.Rumusan Masalah
            Agar penulisan ini lebih efektif dan terarah maka penulis membatasi yaitu:” Strategi pembelajaran anak gangguan intelektual yaitu strategi pembelajaran langsung dan pembelajaran kelompok”.

C.Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahu Strategi Pembelajaran Langsung
2.      Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Kelompok
3.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ortopedagogik anak gangguan intelektual.

BAB II
Pembahasan

1.Strategi Pembelajaran Langsung
A.Pengertian
            Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa Indonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan mengujinya.
Direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian akademik.
Model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dsb.
Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks atau tahapan model pembelajaran langsung menurut menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut.
1. Orientasi
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk bentuk orientasi dapat berupa :
·         kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan      pengetahuan yang telah dimiliki siswa;
·         mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran;
·         memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
·         menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran;
·         menginformasikan kerangka pelajaran.
2. Presentasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:AKTIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
·         penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;
·         pemberian contoh-contoh konsep ;
·         pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas;
·         menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.


3. Latihan terstruktur
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
4. Latihan terbimbing
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5. Latihan mandiri
Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
            Berdasarkan sintaks di atas, model pembelajaran langsung mengutamakan pendekatan deduktif, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih dominan.
            Berikut beberapa situasi di mana model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan:
·         Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan Konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
·         Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
·         Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
·         Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
·         Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
·         Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
·         Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
C.Kelebihan-Kelebihan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung memberi guru kendali penuh atas lingkungan pembelajaran. Berikut beberapa kelebihannya:
·         Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
·         Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
·         Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
·         Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
·         Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
·         Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
·         Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.



D.Keterbatasan-Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Berikut adalah beberapa keterbatasan model pembelajaran langsung:
·         Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
·         Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
·         Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
·         Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
·         Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
·         Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.

 2.Strategi Pembelajaran Kelompok(Kooperatif)
A. Pengertian
            Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,rasa tau suku yang berbeda.Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau reward,jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
C.Startegi Pembelajaran Kelompok
Berbagai strategi, metode dan model pembelajaran telah dikembangkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Spektrum pembelajaran dilihat dari kelompok belajar dapat diklasifikasikan ke dalam strategi pembelajaran klasikal, kelompok dan individual. Tentu saja masing-masing memmiliki kekhasan/keunikan dan memiliki kelebihan dan kekurangan, hampir tidak ada satu strategi pembelajaran yang ampuh untuk semua jenis tujuan dan macam materi bahan ajar yang harus dikuasai pembelajar, demikian juga metode mengajar.
Strategi pembelajaran kelompok adalah sebagai suatu strategi yang patut dipertimbangkan dalam upaya membelajarkan pembelajar, suatu prosedur yang teratur, terencana dan sistematis dalam kegiatan pembelajaran melalui kelompok untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran kelompok berpusat pada :    
·         (1) pada peserta didik,
·         (2) experimental learning,
·         (3) tujuan belajar,
·         (4) kebutuhan belajar, 
·         (5) pemberdayaan,
·         (6) futuristik,
·         (7) partisipatif,
·         (8) bertahap dan berkesinambungan.



 Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya: pemecahan masalah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran, simulasi, situasi, games (permainan), peer tutorial, kerja kelompok, kerja proyek dan sebagainya.
Di dalam kegiatan pembelajaran kelompok pendidik perlu memotivasi dan melibatkan peserta didik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran kelompok mendorong penampilan peserta untuk melakukan saling membelajarkan dan melaksanakan tugas dengan intensitas tinggi.
Pembelajaran kelompok dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran konkruen. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran kelompok dimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi terhadap satu obyek tugas dilakukan bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Sedangkan Pembelajaran konkruen adalah pembelajaran di dalam kelompok dimana analisis masalah dan pemecahannya serta perencanaan dikerjakan dan disepakati bersama, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing individu di dalam kelompok. Di dalam melaksanakan kegiatan, anggota kelompok dapat saling membantu kesulitan yang dihadapi anggota lainnya di dalam kelompok.
Di dalam pembelajaran kelompok berkumpul para peserta didik yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan tujuan bersama. Mereka saling bertukar pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap serta perilaku. Oleh karena itulah di dalam pembelajaran kelompok terjadi dinamika kelompok. Menurut Lemlech (1979:44) di dalam suatu kelompok terdapat dinamika antar kelompok dan dinamika di dalam kelompok sendiri.. Dinamika tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi pembelajaran yang terjadi di dalam kelompok.
Ada beberapa karakteristik di dalam proses pembelajaran kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Burden and Byrd (1999:234), yaitu (1) Setiap kelompok harus memiliki tujuan, meskipun mungkin ada anggota kelompok yang tidak memiliki tujuan. Sebuah kelompok yang tidak memiliki tujuan kelompok, bukanlah kelompok; (2) Setiap kelompok memiliki norma.

Bentuk pembelajaran kelompok meliputi:
·         Clinics, bisanya untuk memecahkan masalah (problem solving) atau menemukan gangguan (trouble shooting) dan analisis sistem.
·         Exhibits, Fairs, Festifals, dimana kelompok memamerkan, menawarkan atau menjual produk
·         Demonstration, dimana peserta mendemonstrasikan kinerjanya secara kelompok
·         Action projects, biasanya kegiatan yang bersifat sosial.
·         Workshop, biasanya untuk menghasilkan suatu pedoman yang akan disepakati bersama dan menjadi pedoman oleh siapa saja yang akan menggunakannya, bukan hanya kelompok tsb.
·         Clubs and Organized groups, biasanya kegiatan yang berkaitan dengan minat atau hobi.
·         Conferences and Convention, biasanya kegiatan yang bersifat formal yang akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang mengikat anggota kelompok.
·         Course atau kursus untuk program tertentu yang spesifik.
·         Large meetings, dimana peserta dalam jumlah besar mengadakan pertemuan untuk membahas sesuatu hal, misal melalui seminar atau lokakarya.

Ada beberapa strategi bagaimana membuat dan menjalankan skenario pembelajaran secara kelompok adalah:
Ø  Think-share-pair
Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki kesempatan waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diharapkan akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang lain.
Urutan strategi pembelajaran kelompok think-share-pair ini adalah sbb:
·         Siswa mendengarkan sementara guru memberikan pertanyaan atau tugas.
·         Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban/respon secara individu.
·         Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dan membicarakan tanggapan mereka.
·         Siswa kemudian diundang untuk berbagi tanggapan dengan seluruh kelompok/pasangan lain.
Kelemahan cara ini adalah dengan kelompok yang hanya terdiri dari dua orang, siswa kurang mendapat sudut pandang pendapat yang beragam.
Ø  Numbered Heads Together (NHT)
Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format. Langkah-langkah:
Siswa membentuk sebuah tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor untuk tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar

·         Guru mengajukan pertanyaan langsung atau melalui LKS.
·         Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan semua anggota tahu jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang berfungsi mengecek jawaban dari masing-masing anggota.
·         Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan memberikan jawaban untuk disampaikan ke seluruh siswa di kelas.
·         Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
           Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
                     Memperbaiki kehadiran
                     Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
                     Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
                     Konflik antara pribadi berkurang
                     Pemahaman yang lebih mendalam
                     Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
                     Hasil belajar lebih tinggi

Ø  STAD (Student Teams Achievement Divisors)
Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, atau suku),
·         Guru menyajikan pelajaran,
·         Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang sudah dimengertinya kepada anggota kelompok yang lain sampai setiap anggota  kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud,
·         Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat mengerjakan kuis/pertanyaan, siswa harus bekerja sendiri,
·         Memberi evaluasi,
·         Kesimpulan.

Ø  JIGSAW
Jigsaw dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, menguasai materi, serta untuk diskusi dan tugas kelompok.
Langkah-langkahnya adalah sbb:
·         Siswa dikelompokkan ke tim.
·         Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
·         Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
·         Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
·         Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
·         Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
·         Dilakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi yang didiskusikan.
·         Guru memberi evaluasi dan kesimpulan
Keunggulan Pembelajaran Kelompok:

Ø Melalui Pembelajaran kelompok siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain.
Ø Pembelajaran kelompok dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
Ø Pembelajaran dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
Ø Pembelajaran kelompok dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Ø Pembelajaran kelompok merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social,termasuk pengembangan rasa harga diri,hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,mengembangkan ketrampilan mengatur waktu,dan sikap positif terhadap sekolah.
Kelemahan Pembelajaran Kelompok:
·       Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kelompok didasarkan kepada hasil kerja kelompok.Namun demikian,guru perlu menyadari,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
·       Keberhasilan pembelajaran kelompok dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.Dan,hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
·       Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting utnuk siswa,akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampaun secara individual.Oleh karena itu idealnya melalui pembelajaran selain siswa belajar bekerja sama,siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
          Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Pembelajaran langsung memiliki Kelebihan dan Kelemahan dalam proses pembelajaran.
            Pembelajaran Kelompok adalah pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih secara berkelompok atau membentuk sebuah tim kecil. Strategi pembelajaran kelompok juga memiliki kelemahan dan keuntungan sendiri. Ada juga beberapa strategi untuk dapat menjalankan pembelajaran kelompok ini.
            Dari dua strategi yang dibahas oleh penulis kedua-duanya memiliki sisi Keuntungan dan juga sisi kelemahan, kembali lagi kepada guru yang akan melaksanakan proses belajar mengajar yaitu guru harus bisa menggunakan strategi manakah yang akan cocok dipakai dengan melihat situasi dan kebutuhan yang diperlukan oleh anak didik.
B.Saran
          Untuk guru, karena yang akan melaksanakan proses pembelajaran adalah guru maka penulis menyarankan bahwasanya guru harus dapat melakukan strategi pembelajaran ini bedasarkan situasi dan kondisi, guru harus bisa mencocokkan strategi yang manakah yang akan cocok diberikan sesuai dengan tuntutan materi dan kebutuhan anak didik supaya proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat menghasilkan hasil yang optimal.





Daftar Pustaka

STRATEGI PEMBELAJARAN KELOMPOK sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran berbasis siswa Oleh : Dr. H. As’ari Djohar. M.Pd. (Download Internet tgl 28-10-2011 17.23)








Makalah Otopedagogik Anak Gangguan Intelektual
Tentang
Strategi Pembelajaran Untuk Anak Ganggguan Intelektual
(Pembelajaran Langsung dan Pembelajaran Kelompok)

logo UNP.jpg

Oleh Kelompok 3:
Suci Ramadhani  (17198)
Surti Septriana (17945)
Nini Permata Sari (54018)
Muhammad Iqbal (54061)
Riri Rahayu (17924)
Ririn Ryantika (17921)


PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011 
KATA PEGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah anak gangguan intelektual tepat pada waktunya.
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar penulis, guru, serta pembaca umumnya dapat mengetahui dan memahami tentang Strategi Pembelajaran Anak Gangguan Intelektual.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis, semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Amin

Padang,  November  2011

                       Penulis











BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang
   Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata – rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi dan ketidak cakapan dalam interaksi social. Anak tuna grahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengkuti program pendidikan disekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus, yakni disesuaikan dengan kemampuan anak itu.
            Untuk melaksanakan proses pembelajaran secara efektif maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu strategi pembelajaran langsung dan pembelajaran kelompok yang mana strategi ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam memberikan pendidikan kepada anak gangguan intelektual serta mempermudah anak dalam penguasaan materi sehingga proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan  baik.

B.Rumusan Masalah
            Agar penulisan ini lebih efektif dan terarah maka penulis membatasi yaitu:” Strategi pembelajaran anak gangguan intelektual yaitu strategi pembelajaran langsung dan pembelajaran kelompok”.

C.Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahu Strategi Pembelajaran Langsung
2.      Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Kelompok
3.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ortopedagogik anak gangguan intelektual.

BAB II
Pembahasan

1.Strategi Pembelajaran Langsung
A.Pengertian
            Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa Indonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan mengujinya.
Direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian akademik.
Model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dsb.
Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks atau tahapan model pembelajaran langsung menurut menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut.
1. Orientasi
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk bentuk orientasi dapat berupa :
·         kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan      pengetahuan yang telah dimiliki siswa;
·         mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran;
·         memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
·         menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran;
·         menginformasikan kerangka pelajaran.
2. Presentasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:AKTIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
·         penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;
·         pemberian contoh-contoh konsep ;
·         pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas;
·         menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.


3. Latihan terstruktur
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
4. Latihan terbimbing
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5. Latihan mandiri
Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
            Berdasarkan sintaks di atas, model pembelajaran langsung mengutamakan pendekatan deduktif, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih dominan.
            Berikut beberapa situasi di mana model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan:
·         Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan Konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
·         Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
·         Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
·         Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
·         Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
·         Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
·         Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
C.Kelebihan-Kelebihan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung memberi guru kendali penuh atas lingkungan pembelajaran. Berikut beberapa kelebihannya:
·         Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
·         Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
·         Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
·         Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
·         Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
·         Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
·         Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.



D.Keterbatasan-Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Berikut adalah beberapa keterbatasan model pembelajaran langsung:
·         Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
·         Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
·         Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
·         Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
·         Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
·         Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.

 2.Strategi Pembelajaran Kelompok(Kooperatif)
A. Pengertian
            Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,rasa tau suku yang berbeda.Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau reward,jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
C.Startegi Pembelajaran Kelompok
Berbagai strategi, metode dan model pembelajaran telah dikembangkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Spektrum pembelajaran dilihat dari kelompok belajar dapat diklasifikasikan ke dalam strategi pembelajaran klasikal, kelompok dan individual. Tentu saja masing-masing memmiliki kekhasan/keunikan dan memiliki kelebihan dan kekurangan, hampir tidak ada satu strategi pembelajaran yang ampuh untuk semua jenis tujuan dan macam materi bahan ajar yang harus dikuasai pembelajar, demikian juga metode mengajar.
Strategi pembelajaran kelompok adalah sebagai suatu strategi yang patut dipertimbangkan dalam upaya membelajarkan pembelajar, suatu prosedur yang teratur, terencana dan sistematis dalam kegiatan pembelajaran melalui kelompok untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran kelompok berpusat pada :    
·         (1) pada peserta didik,
·         (2) experimental learning,
·         (3) tujuan belajar,
·         (4) kebutuhan belajar, 
·         (5) pemberdayaan,
·         (6) futuristik,
·         (7) partisipatif,
·         (8) bertahap dan berkesinambungan.



 Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran kelompok, diantaranya: pemecahan masalah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran, simulasi, situasi, games (permainan), peer tutorial, kerja kelompok, kerja proyek dan sebagainya.
Di dalam kegiatan pembelajaran kelompok pendidik perlu memotivasi dan melibatkan peserta didik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran kelompok mendorong penampilan peserta untuk melakukan saling membelajarkan dan melaksanakan tugas dengan intensitas tinggi.
Pembelajaran kelompok dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran konkruen. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran kelompok dimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi terhadap satu obyek tugas dilakukan bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok. Sedangkan Pembelajaran konkruen adalah pembelajaran di dalam kelompok dimana analisis masalah dan pemecahannya serta perencanaan dikerjakan dan disepakati bersama, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing individu di dalam kelompok. Di dalam melaksanakan kegiatan, anggota kelompok dapat saling membantu kesulitan yang dihadapi anggota lainnya di dalam kelompok.
Di dalam pembelajaran kelompok berkumpul para peserta didik yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan tujuan bersama. Mereka saling bertukar pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap serta perilaku. Oleh karena itulah di dalam pembelajaran kelompok terjadi dinamika kelompok. Menurut Lemlech (1979:44) di dalam suatu kelompok terdapat dinamika antar kelompok dan dinamika di dalam kelompok sendiri.. Dinamika tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi pembelajaran yang terjadi di dalam kelompok.
Ada beberapa karakteristik di dalam proses pembelajaran kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Burden and Byrd (1999:234), yaitu (1) Setiap kelompok harus memiliki tujuan, meskipun mungkin ada anggota kelompok yang tidak memiliki tujuan. Sebuah kelompok yang tidak memiliki tujuan kelompok, bukanlah kelompok; (2) Setiap kelompok memiliki norma.

Bentuk pembelajaran kelompok meliputi:
·         Clinics, bisanya untuk memecahkan masalah (problem solving) atau menemukan gangguan (trouble shooting) dan analisis sistem.
·         Exhibits, Fairs, Festifals, dimana kelompok memamerkan, menawarkan atau menjual produk
·         Demonstration, dimana peserta mendemonstrasikan kinerjanya secara kelompok
·         Action projects, biasanya kegiatan yang bersifat sosial.
·         Workshop, biasanya untuk menghasilkan suatu pedoman yang akan disepakati bersama dan menjadi pedoman oleh siapa saja yang akan menggunakannya, bukan hanya kelompok tsb.
·         Clubs and Organized groups, biasanya kegiatan yang berkaitan dengan minat atau hobi.
·         Conferences and Convention, biasanya kegiatan yang bersifat formal yang akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang mengikat anggota kelompok.
·         Course atau kursus untuk program tertentu yang spesifik.
·         Large meetings, dimana peserta dalam jumlah besar mengadakan pertemuan untuk membahas sesuatu hal, misal melalui seminar atau lokakarya.

Ada beberapa strategi bagaimana membuat dan menjalankan skenario pembelajaran secara kelompok adalah:
Ø  Think-share-pair
Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki kesempatan waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diharapkan akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang lain.
Urutan strategi pembelajaran kelompok think-share-pair ini adalah sbb:
·         Siswa mendengarkan sementara guru memberikan pertanyaan atau tugas.
·         Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban/respon secara individu.
·         Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dan membicarakan tanggapan mereka.
·         Siswa kemudian diundang untuk berbagi tanggapan dengan seluruh kelompok/pasangan lain.
Kelemahan cara ini adalah dengan kelompok yang hanya terdiri dari dua orang, siswa kurang mendapat sudut pandang pendapat yang beragam.
Ø  Numbered Heads Together (NHT)
Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format. Langkah-langkah:
Siswa membentuk sebuah tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor untuk tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar

·         Guru mengajukan pertanyaan langsung atau melalui LKS.
·         Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan semua anggota tahu jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang berfungsi mengecek jawaban dari masing-masing anggota.
·         Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan memberikan jawaban untuk disampaikan ke seluruh siswa di kelas.
·         Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
           Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
                     Memperbaiki kehadiran
                     Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar